Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo adalah Mantan Panglima TNI yang juga
menjadi aktivis sosial dan mendukung toleransi beragama. Pak Gatot lahir
di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 (umur 60 tahun). Pada bulan Juni 2015,tepatnya tanggal 8, ia diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI,
menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya.
Pada
akhir-akhir ini, beredar ke umum akan alasan mengapa pak Gatot dicopot dari
pangkatnya sebagai Panglima. Di media berita tersebar, bahwa alasan pak Gatot
dilepas dari panglima TNI ini dikarenakan beliau yang menampilkan tayangan G
30S PKI. Namun alasan itu diluruskan oleh Jenderal TNI kelahiran Jawa itu.
Seperti yang
diketahui, bahwa seorang pribadi yang dapat memberhentikan panglima TNI
hanyalah presiden, dan pak Gatot dicopot oleh Presiden Joko Widodo. Namun pak
Jokowi melepas pak Gatot bukan karena tontonan G 30S PKI secara massal.
Sebelumnya, pak Gatot
memang menyebut, dirinya dilepas dari jabatan karena instruksi untuk
menonton film G 30S PKI. Pak Gatot pun mengatakan, seorang temannya yang merupakan politikus PDIP sempat
mengingatkan untuk tidak melanjutkan instruksi tersebut.
"Pada saat saya menjadi Panglima TNI saya melihat itu
semuanya, maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G 30S PKI. Pada saat itu,
saya punya sahabat dari salah satu partai, sebut saja partai PDI, menyampaikan,
'Pak Gatot, hentikan itu, kalau tidak pasti Pak Gatot akan diganti'," ucap pak Gatot Nurmantyo.
Mantan
Panglima TNI ini pun mengungkapkan, bahwa beliau merasakan adanya PKI yang
bangkit di Indonesia ini. “Memang
gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa,” ujar pak Gatot.
Kebangkitan ini terlihat dari penghapusan peristiwa PKI, RUU HIP,dll. “Dan terbukti pada 2017 terbukti 90 persen lebih
generasi muda tidak percaya adanya PKI,” jelas pak Gatot. Pada tahun 2014, pak Gatot pun sempat memberikan kuliah
umum mengenai proxy war, untuk bimbingan bagi pemuda-pemudi negeri di
Universitas Indonesia.
Hingga kini, kejelasan
alasan yang didapat masih belum 100%, "Saya koreksi, saya tidak pernah
mengatakan dicopot gara-gara menonton, itu hanya persepsi publik," jelas pak Gatot, Jumat (25/9/2020). Alasan pastinya masih dipertanyakan sampai saat ini.
Ada buku di atas meja
Dibaca-baca sama anak mipa
Negeri ini yang tercinta
Sedang tidak baik-baik saja